Jumat, 11 Oktober 2013

Galau Ku Rindu Baitullah




Kisah ini terinspirasi dari seorang motivator muda yang tampan dan berwibawa. Selain sebagai motivator dan konselor, ia juga seorang pendakwah dan juga pengusaha butik muslimah. Ia sangat pintar dalam memanage waktu. Apabila pagi ia mengajar dan memberikan motivasi kepada adik-adiknya (kaum muda) dan ba’da Dhuhur ia melanjutkan dakwahnya hingga keluar kota jabodetabek. Dan pastinya ia memilki banyak karyawan di butiknya yang menjadi tempat belanja favorit ibu-ibu majelis  ta’lim tempat ia mengajar.
Semua orang terbiasa memanggilnya Bang faris. Meskipun ia adalah lulusan Makkah yang hampir 10 tahun menjadi tempat sehari-harinya dalam menuntut ilmu, ia tidak mau di panggil ustadz dan lain sebagainya. Seperti aku sebagai siswa, sudah sewajarnya aku mencium tangannya, namun ia tidak mau. Begitu pula apabila ada siswa laki-laki yang ingin mendapat kemuliaannya dengan mencium tangannya, ia tetap bersikap seperti anak muda zaman sekarang dalam bersalaman.  Dan selama itu pula setiap tahunnya ia selalu mengikuti ibadah penghapus dosa yaitu Haji.
 Inilah yang membuat aku serta orang-orang yang kenal dengannya kagum akan sifatnya yang menurutku adalah sesuatu yang jarang ku temukan dalam keseharianku. Ia adalah  sosok yang dapat memposisikan dirinya dalam berbagai kalangan. Sifatnya yang mudah bergaul dengan orang-orang selalu mempertanyakan dirinya apabila ia tidak hadir dalam forum yang biasa ia datangi.
Ia adalah sosok yang memiliki spirit yang kuat, sehingga motivasi yang ia sampaikan membuat orang –orang yang mendengarnya spontan action olehnya. Ciri khas darinya saat menyampaikan motivasi  membuat orang yang mendengarnya tidak tegang dan bosan. Kecerian dan tawa yang ia hadirkan spontan terjadi bukan karena di buat-buat.
Dalam berdakwah pun sama. Ia tidak mau di agung-agungkan dalam istilah kata ia sama seperti lainnya. Ia tidak mau apabila ada yang memperlakukannya sebagai seorang ustadz yang biasa kita lakukan pada sang alim. Jadi semua orang yang yang menjadi muridnya baik itu dalam bertaqwa atau yang sering konsultasi dengannya juga para pelanggan butiknya selalu merasa nyaman dengan dirinya.
Bang faris memang sosok yang mengutamakan ilmu. Tak cukup 10 tahun di makkah, ia juga melanjutkan kuliahnya di indonesia. Ia adalah mahasiswa aktifis kampus di bidang sosial yang semua orang kenal dengan dirinya karena wibawa dan sifat mudah bergaul yang ia miliki, sehingga ia terpilih sebagai ketua organisasi tersebut.
Pada suatu hari terjadi peristiwa banjir di Jakarta tepatnya di daerah Jakarta Barat. Bang faris menunjukkan aksi dengan peran seorang ketua lainnya. Ia tak pandang jabatannya dalam organisasi itu. Ia juga tak menghiraukan bahwa ia adalah seorang ustadz yang lulusan Makkah. Ia memakai seragam yang benar-benar membuat teman-temannya kagum dan kaget akan hal itu. Biasanya ia berpakaian rapi dengan celana bahan dan kemeja, sekarang ia memakai celana jeans dan kaos putih polos.
Tanpa pandang bulu, ia tak gengsi tuk mengangkat beras denga ukuran 25 kg yang jarak dari mobil ke tempat pengungsian itu lumayan jauh. Hal tersebut ia lakukan hingga mobil yang  berisi sembako dan air mineralnya sudah habis. Sumgguh keteladan sifatnnya membuat semua orang memujinya dengan penuh kekaguman. Tak jarang aktifis perempuan sering menyebut-nyebut tentang dirinya.
Sudah 2 tahun ini bang faris mentap di Indonesia. Banyak begitu banyak kegiatan yang ia lakukan tuk mengisi hari-harinya. Hingga suatu hari ia pun berkata kepada adik-adiknya. “ teman-teman, aku sudah sering sekali memotivasi kalian agar tidak “GALAU”, namun hari ini aku yang membutuhkan motivasi dari temen-temen semua bagaimana caranya agar aku tidak “GALAU”. Namun dari awal Dzulhijjah ini aku mulai merasakan kegalauan yang bmembuat aku ingin menangis.
Spontan aku dan teman-temanku merasa kaget. “bang faris kenapa, kata salah satu temanku”. Selama ini aku yang selalu memotivasi orang lain, namun resiko jadi motivator itu lumayan berat. Apabila aku galau seperti ini apa yang di motivasikan oleh orang lain itu aku sudah tidak bisa menrimanya.
“ Bisa ku katakan, apa yang di ucapkan oleh motivator terkenal di indonesia, aku sudah mengetahui kemana arah perkataannya”, ucapnya dengan muka galau seperti angkatan yang sebaya dengan ku. “Kenapa bang?” Tanya ady memberanikan diri.
“ Begini kawan, selama hampir 10 tahun aku di Makkah Almukaromah menuntut ilmu. Dan selama itu pula setiap tahunnya aku melaksanakan Ibadah Haji. Namun sekarang aku samgat rindu untuk dapat kembali kesana lagi. Bayangannya selalu menghampiriku sejak awal bulan Dzulhijjah ini ”. Kalau masalah Umrah, Alhamdulillah aku masih di beri kesempatan dan rezeki sama Allah SWT untuk melaksanakannya minimal 1 kali setahun. Namun kerinduanku untuk melaksanakan ibadah haji ini sangatlah berat dan membuat aku Galau. “ Galau  Rindu Baitullah”.
Hmm, tersanjung dan mebuat aku dan teman-temanku mendengarnnya. Begitu besar kerinduannya untuk melaksanakan haji untuk yang ke-11 kali dalam hidupnya. Haji 10 kali tak cukup baginya tuk menjalankan ibadah penghapus dosa itu.
Pokonya is the best deh,, to bang faris. Motivasiku menulis artikel cerpen ini agar aku dan orang yang membaca artikel ini dapat mengambil hikmah dari sifat dan keteladanan dari mu yang jarang sekali ku temui di dalam kehidupan sehari-hari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar